Well, setidaknya seragamku sudah terkontaminasi oleh Rose Weasley. Dan demi penjuru negri, aku dapat membaui aroma mawar di seragamku dan aku bersumpah untuk menyimpan seragamku itu.

"Hei." Respon pertamaku setelah mendengar suara tak asing itu adalah memutar kepalaku ke arah asal suara itu. Membuatku dapat melihat wajah dengan dagu runcing dan mimik menyebalkan yang selalu melekat dengan lem terkuat yang pernah ada. Aku memandangnya heran ketika pemuda semi-albino itu mendekatiku, ikut bersandar pada balkon puncak menara sekolah.

Rose dan Scorpius dari berbagai sisi.

Dan di antara langkahnya dan gemericik tetes hujan, Scorpius menemukan sebuah enigma. Dan hal itu terdengar buruk.

SERI DRABBLE

"Menurutmu apa itu ibarat?"

"Today is a good day. Seandainya kau tidak di sini, Malfoy," gumam Rose ketika ia membawa tungkainya menyebrangi jalan.

Kau tersenyum, masih menatap pesta kembang api, kau menepuk bahu Harry. "Selamat Harry,"

Perhatian! Dan seketika semua mata memandang ke arahku. Aku menyeringai puas memandangi wajah-wajah terkejut yang mematung itu. Hah. Tidak ada salahnya kakek mengajariku mantra pendiam melalui mulut.

"Ciri-cirinya saja."