Legolas menyukai cara Aragorn menyerukan namanya. [Lima kali Aragorn memanggil nama Legolas, dan satu kali Legolas membalas panggilannya.]
Ia pikir mereka berdua bisa hidup selamanya, bersama, disertai kebiasaan ini.
Sore kelabu yang berhujan ketika ia menunggu Elf pirang yang seharian menghilang dari jangkauannya.
Legolas menemukan dirinya menatap Aragorn yang sedang tidur. Ia tenggelam dalam kekaguman berat terhadap manusia itu.
Semua berjalan mulus ketika keputusan ditetapkan begitu cepat. Aragorn ingin mengetahui sesuatu.
Raut wajah Legolas sangat mudah dibaca. Aragorn dapat mengenali perubahan itu di mata birunya.
Sedikit yang Legolas ketahui bahwa guyuran hujan secara langsung dapat melemahkan imunitas tubuh manusia.
Dukungan Legolas adalah suntikan energi yang membuat Aragorn bertahan di jalan yang penuh duri dan terpaan badai.
Jika ia ingin mencoba cara kerja ramuan itu (yang masih misteri apakah asli atau imitasi), maka yang tepat ialah di antara mereka berdua. Tetapi siapa yang tahu jika ternyata berisi racun yang mematikan?
Giyuu berburu sunset, untuk dipersembahkan pada Shinobu.
Setiap kali Giyuu pulang dari misi saat membutuhkan perawatan, gadis itu selalu menyiapkan kamar khusus untuknya.
Giyuu menghentikan langkah. Membalik punggung. Keringat dingin mulai membasahi telapak tangannya. "Shinobu … maukah kau mengikutiku …?"
Seekor gagak Kasugai terbang rendah dan bertengger di langit-langit ruangan. "Shinobu Kocho sudah mati!" Suara itu bergema, merobek udara; memantul berulang-ulang, dan mengoyak inderanya.
Setiap kali berusaha mengosongkan pikirannya dari bayang-bayang perempuan itu, ia sering merasa kesulitan.
Ketika seseorang berharap menjadi belahan jiwa orang yang disukainya, lalu ternyata harapannya dipatahkan oleh kenyataan. Mereka menentukan keputusan sendiri. [crosspost from AO3]